KARYA KAMI DI IPB


PERTANIAN BERKELANJUTAN






WAJAH REMBANG DALAM KONSEP AGROWISATA DAN INOVASI PERTANIAN

Ringkasan:
            Bagaimana jika ada sebuah sistem pertanian yang ramah lingkungan juga menguntungkan ekonomi masyarakatnya? Menjadikan Rembang sebagai role model pengelolaan sumber daya pertanian berkelanjutan melalui konsep agrowisata serta inovasi pengelolaan produk pertanian adalah tujuan besarnya. Kedelai hingga aneka ragam produk tahu merupakan “emas” bagi masyarakat Rembang yang mendapatkan dukungan alam dan tenaga kerja ini. Kemudian konsep ini menjadi mungkin juga diserap oleh daerah lain di Indonesia dalam menjajaki MEA yang sedang berlangsung sebagai peluang Indonesia maju diawali penguatan ekonomi daerahnya.




WAJAH REMBANG DALAM KONSEP AGROWISATA DAN INOVASI PERTANIAN
Potensi alam dan sosial masyarakat merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu pembangunan daerah. Teknologi yang disentuhkan ke dalamnya menjadikan digdaya dari dua potensi tersebut semakin berpengaruh nyata. Bukan hal yang biasa untuk menyatukan keduanya karena sering kali masyarakat menaruh keraguan atas suatu teknologi baru yang asing pada mereka. Sementara pengenalan teknologi terbarukan dan berkelanjutan dibutuhkan agar suatu sistem pertanian dapat tetap memberi manfaat untuk masyarakat sekitar.
            Teknologi dapat beragam bentuk penerapannya. Salah satunya dalam bentuk agrowisata yang mengedepankan keterpaduan pertanian dengan aspek pengolahan pangan agroindustri. Agrowisata yang mulai banyak digandrungi beberapa daerah merupakan peluang bagi hadirnya penggerak ekonomi masyarakat. Bagaimana tidak? Suatu agrowisata di daerah yang telah mudah aksesnya akan menarik banyak wisatawan untuk turut menikmati keadaan alam yang telah disediakan oleh agrowisata tersebut. Lalu mengapa bisa Kabupaten Rembang belum menggiatkan agrowisata sebagai sarana pengembangan daerah rembang?
Mari kita lihat lebih jauh, Rembang merupakan salah satu kabupaten yang strategis di Provinsi Jawa Tengah. Berbagai sarana transportasi darat mudah diakses karena letaknya berada di jalur utama Pulau Jawa yaitu pantai utara (Pantura). Selain  itu adanya area pesisir juga membuat kota ini memiliki sumber daya perairan yang cukup tinggi. Tanah di Rembang tergolong subur  mendukung sebagian besar penduduk Rembang untuk bekeerja sebagai petani.
Hal-hal tersebut sebenarnya sudah merupakan faktor pendukung terbentuknya suatu agrowisata di Rembang. Komoditas yang banyak ditanam di lahan tersebut yaitu kedelai juga cabai. Menurut data statistika dari BPS luas lahan yang digunakan untuk menanam kedelai  5,560 ha  dengan produktivitas 8.94 kuintal/ha. Meskipun masa tanam kedelai di Rembang tidak sepanjang tahun, tetapi mencukupi untuk konsumsi kedelai dalam kota.
Hasil kedelai yang sebesar itu digunakan sebagian masyarakat Rembang untuk usaha pengolahan tahu. Usaha tahu berpotensi untuk dikembangkan di Rembang, hal tersebut sesuai dengan permintaan masyarakat Indonesia yang cukup tinggi  terhadap produk tahu. Selain itu pembuatan produk tahu dapat dilakukan dengan mudah sebagian besar masyarakat  mampu membuatnya sehingga industri tahu di Rembang cukup banyak.
Namun, sayangnya industri tahu di Rembang perkembangan usahanya statis. Sementara di luar sana dunia sedang menghadapi sebuah konsep ekonomi yaitu masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang meminta berbagai inovasi dari produk yang dihasilkan suatu masyarakat agar bisa bersaing dengan produk lainnya di masa mendatang yang telah dimulai. Kemudian teknologi seperti apa yang sekiranya baik untuk diterapkan di Rembang agar industri tahu ini menjadi menarik dan bersaing?
Menyesuaikan dengan keadaan alam dari Rembang yang didukung oleh sumber daya alam pertaniannya maka teknologi harus “disentuhkan” pada bagian hilirnya. Sementara proses berkelanjutan di hulu tetap diutamakan karena proses bertani ini memiliki keunggulan untuk dijadikan sumber pemasukan dari agrowisata. Integrasi dari proses agrowisata dan inovasi teknologi industri akan membuat dampak yang tentunya tidak kecil bagi kesejahteraan ekonomi maupun sosial pada Rembang.
Dikenal sebagai penghasil kedelai yang diperhitungkan di Pulau Jawa potensi mengenai area agrowisata di Rembang mestinya berpeluang besar untuk dikembangkan. Wisata edukasi berbasis pertanian yang dibuat dengan tema tanaman pangan belum banyak ditemui di Indonesia. Sebagian besar agrowisata yang ada menampilkan komoditas hortikultura seperti sayur dan buah. Ide untuk menunjukkan agrowisata pangan kedelai ini dirasa perlu dan menarik kemudian sebagai pendidikan bagi masyarakat umum tentang pertanian yang mengenalkan komoditas lokal dalam proses makanan mereka. Produksi kedelai sebagai budai daya tanamman pangan tetap berjalan bersamaan agrowisata kedelai, hal ini tentunya memicu perbaikan budi daya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kedelai.  
Kemudian produk tahu dapat dibuat menjadi suatu model dalam pabrikasi tahu yang berbasis zero waste dan mendukung keanekaragaman produk tahu. Konsep zero waste disarankan karena proyeksi pengembangan agrowisata ini akan berkelanjutan, sehingga dibutuhkan mekanisme olah energi yang baik menggunakan teknologi sederhana yang membuatnya menjadi ramah lingkungan dengan pemanfaatan kembali limbah. Terdengar tidak mungkin tetapi masyarakat Rembang tanpa disadari telah lama melakukan hal ini. Bentuk zero waste tersebut berupa penggunaan kembali ampas tahu menjadi pakan. Kemudian pengolahan air sisa rebusan kedelai digunakan menjadi bahan pupuk cair. Pupuk tersebut digunakan untuk pertanian juga tentunya.
Indonesia telah mengenal beragam jenis produk tahu yang biasa dikonsumsi masyarakat. Aneka ragam jenis tersebut berasal dari perbedaan pengolahan tahunya, sementara bahan baku yang digunakan sama. Proses inovasi jenis tahu dibutuhkan pada tahap ini untuk meningkatkan permintaan tahu di Rembang, tidak adanya proses pengolahan lain. Padahal tahu memiliki berbagai makanan turunan seperti dibuat keripik, masakan tahu yang tahan lama, maupun ragam olahan tahu lain. Jika hal itu dilakukan oleh masyarakat Rembang wisatawan yang berkunjung ke Rembang memiliki lebih banyak buah tangan untuk dibawa ke daerah asal mereka masing-masing.
Hal besar yang diharapkan dari terbentuknya paduan agrowisata integrasi inovasi tahu Rembang ialah Rembang menjadi role model pertanian berkelanjutan. Ditunjau dari segi sumber daya alam, tenaga kerja, kesesuaian penerapan teknologi, Rembang mempunyai semuanya! Kemudian jika hal ini diseriuskan untuk dilakukan tidak ayal Rembang memiliki pendapatan tambahan yang akan didapatkan melalui peningkatan kunjungan turis, penjualan produk tahu diharapkan meningkat pula. Kerja sama pihak pemerintah dan swasta tentu menjadi dukungan yang besar bagi terlaksananya sistem ini. Wajah rembang dengan pertanian kedelai dan inovasi produk tahunya harapan masa depan cerah bagi masyarakatnya. MEA bukan lagi menjadi kelemahan bagi Rembang, tapi peluang untuk membangun negeri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIODATA

"Kendala yang Kurasakan Ketika Daku Ingin Bersama-Mu"